Sunday, 3 April 2016

Oknum Petugas Parkir Pasar Tanah Abang Blok F




Sedikit berbagi pengalaman, ketika saya sedang membawa penumpang yang isinya ibu-ibu semua dan memang kebetulan saya seorang driver salah satu transportasi online jakarta.
Saya terima order dari perumahan sekitar kampus IPRIJA didaerah kelapa dua wetan cipayung jakarta timur dengan tujuan ke pasar tanah abang blok f jakarta pusat.
Awal perjalanan menuju kesana, kami terjebak macet diwilayah ceger sampai menuju pintu tol ceger. Setelah masuk tol perjalanan sedikit lancar. Tapi kemudian kami terjebak macet kembali saat memasuki gerbang tol dalam kota yang menuju pintu tol semanggi, untungnya salah seorang ibu yang persis duduk disamping saya, menyodorkan e-toll card, jadi kami tidak terjebak macet yang sangat parah.
Akhirnya kami pun sampai ditujuan, salah seorang ibu yang duduk dibelakang menyarankan saya untuk masuk kedalam parkiran blok f, karena mereka minta di drop didalam. Petugas parkir yang mengenakan seragam berwarna orange menyodorkan karcis masuk sambil berucap " tiga ribu rupiah mas", ibu yang duduk disamping saya memberikan uang sebesar lima ribu rupiah ke saya untuk membayar karcis masuk. Setelah didalam, ada seorang security yang mengarahkan saya sampai kedalam, karena jalan masuk kedalam pasar tanah abang blok f sangat sempit, kanan kirinya dipenuhi pedagang dan orang-orang yang sedang berbelanja berlalu lalang. Jangankan untuk mobil, untuk motor yang lewat saja sudah sangat sulit untuk jalan, fikir saya. Tak lama bersusah-susah, akhirnya kami pun sampai pada toko yang dimaksud ibu-ibu tersebut, mereka kemudian turun dari mobil.
"Jadi berapa ongkosnya pak? Tanya salah seorang ibu kepada saya. "totalnya jadi seratus delapan ribu rupiah bu, ucap saya. Kemudian ibu itu memberikan saya uang seratus ribu dan dua puluh ribu.
"ini kembaliannya bu, kata saya. "ambil aja kembaliannya mas, buat makan siang, sambungnya sambil berlalu cepat.
Dengan muka yang gembira saya sangat berterima kasih sama ibu itu, karena saya fikir lumayan kembaliannya untuk makan siang saya dan memang waktu saat itu sudah harus makan siang.
Tapi kegembiraan saya tidak berlangsung lama, karena pada saat saya di pos pintu keluar saya menyodorkan karcis tanda masuk yang tadi dikasih pada saat dipos pintu masuk. Anehnya, sipetugas parkir berseragam orange tidak melihat jam saya masuk, dia langsung nembak tarif parkir "sepuluh ribu bang, ucapnya. Sontak saja saya kaget, karena saya merasa belum lama berada didalam, kira-kira baru lima menitan. Awalnya saya tidak mau membayar, tapi disebelah kiri saya, ada petugas yang lainnya mengetuk kaca pintu mobil saya, tampangnya sudah seperti jagoan saja dia, fikir saya.
Saya tidak mau ambil pusing, langsung saja saya kasih uang dua puluh ribu. Yang bikin saya geram, saat dia mengembalikan uang ke saya sebesar sepuluh ribu, lima ribuan, dua lembar main dilempar saja. Kontan saja mata saya melotot ke arahnya. Inikah cermin dari seorang petugas parkir, yang seharusnya bertanggung jawab atas keamanan kendaraan dan pengarahan parkir kendaraan. Atau dia seorang preman tukang palak yang membuat orang menilai negatif terhadap perusahaan parkir khususnya petugas parkir.
Harapan saya kepada pemerintah, mohon segera dibenahi dan ditindak lanjuti kepada orang-orang seperti ini. Bukan karena uangnya, tapi kami merasa dibodohi dan ditakut-takuti. Kami hanya ingin orang seperti mereka dikasih hukuman setimpal atas perbuatan mereka.